Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita banyak sekali kenikmatan yang sekiranya kita mau menghitung nikmat-nikmatNya, niscaya kita tidak mampu menghitungnya. Semoga Allah Jalla Jalaluhu memberikan pertolongan kepada kita agar kita mampu mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita karena pada saat ini, banyak di antara manusia yang tidak pandai bersyukur. Bahkan, ini merupakan di antara program Iblis agar bagaimana manusia tidak bersyukur kepada Allah tatkala iblis diusir dari surga dan divonis sebagai penduduk neraka kemudian meminta penangguhan umurnya kepada Allah sampai hari kiamat.
Salah satu permintaan Iblis adalah agar tidak
dimatikan sampai hari kiamat dan konsekuensi yang harus iblis laksanakan adalah
menggoda manusia-manusia sampai ada yang menjadi pengikut dan temannya di
neraka dan dia telah mengutarakan hal tersebut kepada Allah Ta’ala,
ولا
تجدهم أكثرهم شاكرين
“Dan Engkau tidak menemukan sebagian
besar mereka sebagai orang-orang yang bersyukur.”
Dan juga Allah Ta’ala telah berfirman,
وقليل
من عبادي الشكور
“Dan sedikit dari hamba-hambaKu yang
bersyukur.”
Sekarang ini, atau di musim kawin, kita saksikan
walimah bertebaran dimana-mana dan kebanyakan walimah-walimah tersebut jauh
dari bentuk syukur hakiki kepada Allah dan kita lihat sebagian walimah
menghabiskan dana ratusan juta tapi ternyata Allah murka kepadanya karena dalam
walimah yang diadakan, disitu banyak ditemukan jenis-jenis kemaksiatan yang
dilakukan. Salah satunya adalah masalah makanan yang dibuang-buang, bahkan
dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
شر
الطعام طعام الوليمة يدعى لها الأغنياء ويترك الفقراء
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan
walimah, yang diundang itu orang-orang kaya, sedangkan orang-orang miskin
ditinggalkan.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Malik, dan Ad-Darimi)
Kita lihat saat ini, pasangan suami istri yang
walimahan mengundang orang-orang yang mampu yang padahal sudah nggak butuh pada
makanan tersebut sebenarnya, bahkan mereka sudah biasa makan makanan yang enak
tersebut dan mereka sudah tidak tertarik lagi kepada makanan walimahan seperti
sate, gule, kambing guling, panggang, dan lain-lain. Maka kita harus melihat
dengan mata kepala kita sendiri bahwa kenyataannya, orang-orang yang
perekonomian tingkat bawah, terus untuk mencari sesuap nasi untuk dirinya dan
keluarganya butuh pengorbanan, merekalah yang sebenarnya butuh makan makanan
enak tersebut, bahkan yang menjadikan hati teriris-iris adalah tatkala mereka
melihat makanan-makanan terhidang dengan menggugah di hidangan walimah
sementara mereka memegang perut seraya berharap dikasih sedang mereka bukan
tamu undangan. Seharusnya mereka yang lebih berhak untuk kita undang untuk
menghadiri walimah kita seraya menyantap makanan yang diidam-idamkan.
Padahal, sekiranya kita benar-benar mengharap
keberkahan, kalau kita benar-benar mensyukuri nikmat-nikmat Allah Ta’ala, kita
panggil orang-orang miskin, tetangga-tetangga kita yang kurang mampu, yang mana
mereka telah membanting tulang demi kesejahteraan mereka, kalau sekiranya kita
undang mereka, subhanallah, niscaya doa mereka untuk kita tidak habis-habis,
dihidangkan kepada mereka gulai, kambing guling, panggang, daging sapi, dan
makanan-makanan enak lainnya, yang mana mungkin mereka belum tentu dapat makan
daging setahun. Kok yang seperti ini malah tidak diundang. Jadi buruk makanan
tersebut. bukankah kita ingin didoakan dan makanan kita berkah? Coba kita lihat
kalau orang miskin yang kita undang ke walimahan kita, biasanya makanan yang
mereka santapi dilahap sampai piring jadi kinclung, bahkan dia mau bantu kita
cuci piring-piring hidangan. Tapi coba kita tengok orang-orang kaya, sehabis
makan, piring ditaruh dibawah (meskipun nggak masalah), daging dan nasi diambil
secuil (majas, maksudnya sedikit), sedangkan sisanya ditinggal, karena sudah
biasa menikmati makanan-makanan tersebut. maka tolonglah bagi yang mau walimah,
jangan lupa yang miskin diundang khususnya tetangga kita yang di pinggir jalan,
yang menjadi tukang sampah, pemulung, minimal kita undang tetangga kita yang
kurang mampu.
Teringat suatu kisah tentang Al-Laits bin Sa’ad rahimahullah,
dia tidak pernah makan siang dan malam kecuali bersama orang lain. Jadi ketika
bertemu dengan orang, maka diajak orang tersebut untuk makan bersama di
rumahnya dan tentunya yang diberi makan dianjurkan untuk mendoakan kebaikan
untuk orang yang telah memberinya makan. Semoga Allah mengabulkan doa orang
tersebut.
Insya Allah, kita berusaha menjadi lebih baik lagi.
(Diadaptasi dari video ceramah singkat Al-Ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah hafizhahullah berjudul “Walimah” dari YufidTV oleh Al-Akh
Muhdar Islamy Zarnuji dengan perubahan dan penambahan seperlunya)