Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Bid’ah yang membuat
pelakunya layak dicap sebagai ahlul hawa (pengikut hawa nafsu) ialah bid’ah
yang menurut para ulama pakar sunnah benar-benar menyelisihi petunjuk al-Qur’an
dan as-Sunnah. Seperti bid’ah yang dilakukan kelompok Khawarij, Rafidhah (Syiah),
Qadariyah, dan Murji’ah. [1] Penjelasan serupa disampaikan oleh Imam Ahmad,
Imam al-Barbahari, dan Imam al-Asfahani.
Ciri-ciri
Ahlul bid’ah sangat jelas. Allah menyebutkannya di dalam al-Qur’an, dan Nabi
Muhammad menerangkannya di dalam banyak hadits beliau. Para ulama Salafush
Shalih juga menjelaskan ciri-ciri tersebut agar umat tidak terjerumus ke jalan
mereka. Berikut beberapa ciri yang dimaksud
1.
Tidak
memahami tujuan syariat yang sesungguhnya.
2.
Hidup
dalam firkah-firkah dan memisahkan diri dari jamaah muslimin.
3.
Suka
memperdebatkan masalah yang sudah jelas hukumnya, namun mereka tidak mempunyai ilmu tentangnya.
4.
Selalu
mengikuti hawa nafsu.
5.
Mendahulukan
akal daripada wahyu.
6.
Tidak
mengerti sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
7.
Suka
bergelut dengan ayat-ayat mutasyabihat.
8.
Tidak
mau menisbatkan diri kepada salaf.
9.
Menolak
as-Sunnah dengan alasan lebih suka berpegang pada Al-Qur’an.
10.
Berlebih-lebihan
dalam mengagungkan seseorang.
11.
Berlebih-lebihan
dalam beribadah.
12.
Sikap,
perbuatan, dan cara hidup menyerupai orang-orang kafir.
13.
Sangat
benci kepada Ahlus Sunnah, dan memberikan julukan-julukan yang buruk kepada
mereka.
14.
Memusuhi
dan melecehkan ulama ahli hadits.
15.
Mengkafirkan
orang yang tidak sependapat dengannya, tanpa disertai dalil.
16.
Bekerja
sama dengan penguasa untuk menghalang-halangi dakwah Ahlus Sunnah. [2]
Walaupun
ciri-ciri ahli bid’ah sudah sangat jelas, kita dilarang memvonis suatu perkara
atau perbuatan sebagai bid’ah secara serampangan. Apalagi kita sampai menuding
pelakunya sebagai ahli bid’ah.
Dinukil
oleh Abu Ubaydillah Muhdarul Islamy bin Syamsi Az-Zarnuji dari buku Kaidah-kaidah
Penting Mengamalkan Sunnah, Mizan Qudsiyah, Lc, hal. 44-45 (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i)
Hasyiyah (Footnote):
[1] Majmu’ul Fatawa
(XXXV/414)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar