Sabtu, 22 Juni 2019

Resensi Kitab Tafsir Berbahasa Melayu Karya Ulama Sunda



Para pembaca yang budiman, pada edisi tulisan kali ini, blogger ingin mengulas suatu karya tulis dalam bidang Tafsir Al-Qur’an asli karya ulama Sunda. Kitab Tafsir yang kita bahas ini berjudul Tamsyiyyatul Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin. Penulis kitab Tafsir ini adalah salah adalah KH. Ahmad Sanusi. Kitab ini dikarang dengan bahasa Melayu dengan menggunakan huruf  Latin. Mau tahu nggak tentang kitab Tafsir ini? Dalam rangka memperkenalkan pembaca kehebatan karya tulis bidang Tafsir Al-Qur’an karya para ulama Nusantara, yuk kita menyelami isi kitab tafsir ini! Check this out! Baca Selanjutnya di Sini!

Jumat, 21 Juni 2019

Resensi Kitab Tafsir Al-Qur’an karya Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar


Siapa yang tidak tahu novel Tenggelam Kapal Var Der Wijk dan Di Bawah Lindungan Ka’bah? Dua novel yang telah membahana di kalangan bangsa Indonesia dan telah diangkat menjadi film ini merupakan karya salah seorang alim ulama di negeri kita tercinta yang mana beliau adalah di antara tokoh pergerakan bangsa Indonesia dan Muhammadiyah dan merupakan ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama. Siapa lagi kalau bukan Buya Hamka.

Pada edisi serial resensi kitab-kitab tafsir karya ulama Nusantara, kita akan menyimak salah satu di antara karya beliau di bidang agama, di samping beliau telah mengarang buku novel yang membuat baper para pembaca, hehehe. Di antara karya tulis beliau di bidang agama yang blogger liris pada edisi kali ini adalah karya tulis beliau dalam bidang tafsir Al-Qur’an yang berjudul Tafsir Al-Azhar. Mau tahu isinya bagaimana? Check this out! Baca Selengkapnya di Sini!

Jangan Remehkan Para Santri!

Apa yang anda bayangkan tentang santri? Biasanya, sebagian masyarakat, mungkin juga terjadi pada para anak remaja merasa gengsi atau risih mendengar kata ‘santri’. Mereka berpikir bahwa santri itu adalah orang yang belajar agama melalui kitab kuning dan identik dengan pola hidup yang menurut mereka tidak layak, tidak level, bahkan mungkin ditanggapi dengan tidak baik seperti santri itu anak korengan, skobidu (scabies) dan kotor karena factor hidup berkumpul bersama teman-teman seperjuangan (meskipun banyak juga santri-santri yang hidup bersih dan perlente, bahkan keluar dari pondok bak artis yang siap direbut oleh para akhwat cantik dan shalehah).

Meskipun memang sebagian santri di negeri yang kita cintai ini identik dengan hal yang di atas, bukan berarti membuat citra mereka menjadi semakin memburuk, bahkan pada hakekatnya, mereka jauh lebih berharga dan mulia daripada anak-anak jaman now. Why? Karena di saat para remaja abad ini terlarut dalam kehidupan hedonisme yang luar biasa fitnahnya dan jauh dari agama mereka, para santri justru berjuang mempelajari agama ini dengan sungguh-sungguh demi kemuliaan di dunia dan akhirat. Baca Selengkapnya di Sini!

Bagaimana Kita Membaca Sejarah Sahabat Rasulullah SAW?

Kita harus membaca sejarah seperti halnya membaca hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tatkala hendak membaca hadits-hadits beliau, tentu saja kita mengklarifikasi riwayatnya terlebih dahulu; apakah sanadnya shahih ataukah tidak? Tidak mungkin riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diketahui benar atau tidaknya tanpa melalui penelitian sanad dan matan. Karenanya, para ulama memperhatikan hadits dan perawinya. Mereka mengumpulkan setiap redaksi hadits yang diriwayatkan perawi, memilah-milahnya, menghukuminya, dan memisahkan yang shahih dari yang dha’if. Dengan metode ini, hadits-hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bisa dibersihkan dari cela, kebohongan, dan hal buruk semisal yang disisipkan padanya.

Akan tetapi, riwayat-riwayat terkait sejarah amat berbeda. Terkadang, kita menemukan riwayat-riwayat yang tidak bersanad. Terkadang pula, kita menemukan sanadnya, tetapi biografi para perawi itu tidak ditemukan. Sering juga kita tidak menemukan jarh (kritik) ataupun ta’dil (sanjungan) ulama terhadap perawi terkait kredibilitas periwayatannya. Baca Selengkapnya di Sini!

Yuk Kita Mengenal Kitab Tafsir Berbahasa Arab Karya Ulama Nusantara di Mekkah!


Kita sebagai umat Islam Indonesia sepatutnya bangga, why? Karena ternyata negeri kita tercinta merupakan rumah bagi ulama-ulama ternama yang tak kalah pamornya dan tak kalah keilmuannya dibandingkan dengan para ulama Timur Tengah. Tidak hanya itu ulama-ulama kita yang terkenal dan ilmunya masya Allah mantep pisan juga merupakan pengarang kitab-kitab ternama yang menjadi rujukan penting umat Islam.

Nah, pada edisi serial resensi kitab-kitab tafsir karya ulama Nusantara, kita akan mengkaji suatu kitab tafsir karya ulama Nusantara yang mana kitab ini dikarang dengan bahasa Arab (hebat tenan) yang mana kitab ini boleh diadu dengan kitab-kitab tafsir ulama kontemporer terkenal seperti Tafsir al-Maraghi, Tafsir al-Munir karya Syaikh Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir As-Sa’di karya Syaikh Abdurrahman  bin Nashir as-Sa’di, Tafsir al-Manar  karya Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, de el-el. Kitab tafsir tersebut berjudul lengkap Tafsir Marah Al-Labid li Kasyf Al- Ma’na Al-Qur’an Al-Majid  karya Syaikh Nawawi al-Bantani (1813-1897).

Mau tahu nggak biografi tentang penulis kitab tafsir ini? Baca Selengkapnya di Sini!

Kamis, 20 Juni 2019

Yuk, Kita Resensi Kitab-Kitab Sejarah Islam Ternama!

Berbicara tentang sejarah Islam, ada suatu hal yang membuat beda antara sejarah Islam dengan sejarah-sejarah lainnya, apa itu?

Perbedaannya sangat kentara, yaitu bahwasannya penulisan sejarah Islam diproyeksikan secara otentik dan tidak serampangan, kenapa? Karena penulisan sejarah Islam dilakukan seperti penulisan hadits-hadits yaitu ditulis dengan sanad atau rangkaian jalur para periwayat hadits/sejarah sehingga keotentikannya dapat dipertanggungjawabkan. Berbeda dengan sejarah-sejarah lainnya yang diriwayatkan dari mulut ke mulut hingga akhirnya sejarah-sejarah tersebut tidak terjaga keotentikannya disebabkan karena telah ditambah atau didistorsi sehingga menyebabkan sejarah-sejarah tersebut lebih tepat disebut dongeng atau paling halus yaitu kisah fiksi. Baca Selengkapnya di Sini!

Yuk Kita Berkenalan Dengan Kitab Induk Sejarah Islam (1)

Ada yang tahu nggak kitab induk sejarah Islam yang dimaksud? Yap, kitab induk sejarah Islam adalah kitab Tarikhul Umam wal Muluk atau lebih dikenal dengan Tarikh Ath-Thabari. Kitab ini adalah kitab terpenting dalam sejarah Islam. Sering sekali penulis sejarah mengutip berbagai peristiwa darinya. Kitab ini menjabarkan sejarah dari zaman dimulainya penciptaan makhluk sampai sejarah pada tahun 302 H atau dalam riwayat lain 309 H.

Siapakah penulis kitab ini dan bagaimana biografi singkatnya?

Penulis kitab ini adalah Imam Ath-Thabari atau memiliki nama lengkap Muhammad bin Jarir bin Yazid Abu Ja’far Ath-Thabari. Beliau adalah ahli di bidang tafsir, hadits, sejarah, fiqih, dan ushul. Imam mujtahid ini lahir di amal, Thabaristan, pada tahun 224 H, dan wafat pada tahun 310 H. Di antara karyanya adalah kitab beliau ini yang kita bahas dan Jami’ul Bayan fi Ta’wil Ayil Qur’an atau lebih terkenal dengan Tafsir Ath-Thabari yang merupakan Baca Selengkapnya di Sini!